BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Islam
merupakan agama yang menjadi Agama pilihan sang maha segala, Allah SWT. agama
ini menjadi penyempurna dari agama-agama yang telah lalu. Islam bisa dikatakan
berasal dari kata salama, yang artinya selamat. menjadi lantaran manusia
agar selamat dunia akhirat. Pada dasarnya agama lain yang telah lalu, jauh
sebelum agama islam diturunkan oleh Allah telah menjadi panutan para kaum, umat
pada masa itu, mulai agama tauhid, kristen hingga agama islam.
Umat
islam merupakan gandengan dari kata umat dan islam, yang berarti pengikut atau
penganut agama islam. Memiliki dasar hukum yang pasti dan jelas, yaitu
Al-Qur’an dan hadits. Dengan demikian dalam hidupnya menjadi teratur sesuai
aturan dalam dua dasar tersebut. Melihat kemampuan manusia yang terbatas
kemampuan berfikirnya, terkadang ada ilmu pengetahuan atau penemuan hal yang
baru saja masih belum bisa memecahkan dengan dilandaskan Al-qur’an. Sebenarnya
seluruh kejadian yang ada di dunia terdapat dalam Al-qur’an,tinggal mampu atau
tidak manusia menggalinya.penemuan penemuan yang ilmiah yang telah diaku oleh
non islam sudah menjadi akar di dalam ilmu pengetahuan, padahal penemu yang
pertama adalah orang islam sendiri. Ini merupakan permasalahan yang cukup
berarti, sehingga pentingnya merombak dan mengkaji sekaligus menggali kembali
kaitannya seorang muslim dengan penemuan ilmu pengetahuan lain, guna lebih
memahami dan mengerti sebenarnya seberapa besarkah peran serta seorang muslim
dengan ilmu pengetahuan yang sudah diaku ataupun belum oleh non muslim.
Kebanyakan
orang islam menganggap bahwa tidak ada pemisahan atara masalah agama dan
masalah dunia.mereka pada umumnya menyetujui pendapat H.A.R gibb yang
menyatakan bahwa islam sesungguhnya bukan hanya satu sistem teologi semata tetapi
ia merupakan peradaban yang lengkap. Namun di indonesia, islam sebagai suatu
peradaban yang komplit masih merupakan cita cita dan belum merupakan kenyataan.
Ada sementara orang mengatakan bahwa ilmu islam dan itu ilmu umum, sehingga
timbul istitilah ini sekolah islam dan itu sekolah umum. Adanya jurang pemisah
dengan ilmu pengetahuan merupakan suatu tragedi yang telah memundurkan bangsa
indonesia. Dengan ini pemakalah akan membahas yang kaitannya dengan persentuhan
umat islam dengan ilmu pengetahuan lain. Agar lebih memahami pemahaman sejarah
yang kaitannya dengan umat islam dengan ilmu pengetahuan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Seberapa
pentingkah pengintegrasian islam dan ilmu pengetahuan ?
2.
Bagaimanakah
persentuhan umat islam dengan ilmu pengetahuan lain ?
C.
Tujuan
Pembahasan
1.
Untuk mengetahui
integrasi islam dan ilmu pengetahuan
2.
Untuk mengetahui
persentuhan umat islam dengan ilmu pengetahuan lain
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Intregasi
Antara Islam Dengan Ilmu Pengetahuan
Sebelum
kita membahas lebih jauh alangkah baiknya kita mengetahui beberapa kata yang
mungkin masih asing, yang pertama integrasi, integrasi adalah
penyatuan/penggabungan menjadi satu kesatuan yang utuh.[1]
Islam berarti penyerahan diri pada Allah dan diberikan pula pada agama islam
sebagai nama. Agama islam sebagaimana diartikan umat islam indonesia adalah
wahyu Allah yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang terhimpun dalam
AlQur’an. Yang tercantum didalamnya peraturan dan petunjuk untuk umat manusia.
Kita sebagai orang islam bukan saja menjauhkan diri dari kemungkaran dan lalu
berbuat kebajikan melainkan juga mengajak orang lain agar melakukan kebajikan
dan mencegah kemungkaran.
Didalam
pendidikan terdapat ilmu pengetahuan yang dapat memberi tambahan ilmu dan
perubahan pada pendidik, perubahan yang bersifat ahsan. Pendidikan dapat
diartikan usaha secara sadar dari orang dewasa terhadap perkembangan jasmani
dan rohani anak untuk meningkatkan atau menuju kedewasaan. Pendidikan islam
merupakan usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah
kebersamaan dan ditekankan untuk lebih mampu memahami, menghayati dan
mengamalkan agama islam. [2]
Bila
kita menyabut pendidikan islam konotasinya seering dibatasi pendidikan agama
islam. Padahal kita dikitkan dengan kurikulum pada lembaga formal atau non
formal. Pendidikan agama islam hanya terbatas pada bidang studi agama, seperti
tauhid, fiqih tarih nabi, membaca Al-qur’an, tafsir dan hadits. Istilah
pendidikan islam tidak lagi al-qur’an,hadits fiqih akan tetapi memberi arti
pendidikan disemua cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan dari sudut pandangan
islam. Pendidikan islam meliputi segala usaha untuk mengembangkan fitrah
manusia daan sumber daya insani dan menuju terbentuknya insan kamil sesuai
dengan norma islam.[3]
Adapun
dasar pendidikan islam adalah Al-Qur’an dan Al-hadits dan kalau pendidikan itu
diibaratka bangunan maka isi Al-Qur’an dan Al-Hadits itu menjadi fondamennya.
Al-Qur’an mencakup segala masalah baik yang mengenai peribadatan maupun
kemsyarakatan maupun pendidikan. pendidikan ini mendapat tuntutan yang jelas
dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslimin dan
muslimat dari buaian hingga liang lahat. Dari dua unsur tersebut banyak nilai
nila yang dapat dijadikan dasar bagi pendidikan islam. Disini diutarakan nilai
yang dipandang fondamental dan dapat merangkum berbagai nilai yang lain yaitu
tauhid, kemanusiaan, kesatuan umat islam, keseimbangan dan rohmatan lil’alamin.
Sejak lahirnya islam, belasan abad yang lalu,islam telah
tampil sebagai agama yang memberi perhatian akan keseimbangan hidup antara
dunia dan ahirat, antara hubungan manusia dengan allah, hubungan manusia dengan
manusia, dan hubungan ibadah dengan muamalah. Keterkaitan agama dengan masalah
kemanusiaan sebagaimana tersebut menjadi penting jika di kaitkan dengan keadaan
manusia di zaman modern ini.
Kita mengetahui dewasa ini manusia menghadapi berbagai macam persoalan
yang membutuhkan pemecahan segera. Di balik kemajuan teknologi
dan ilmu pengetahuan, dunia modern sesungguhnya menyimpan suatu potensi yang
dapat menghancurkan martabat manusia, yaitu manusia telah menjadi tawanan hasil
ciptaan nya sendiri. Dalam keadaan demikian, kita harus memiliki ilmu
pengetahuan social yang dapat membebaskan manusia dari problem tersebut. Ilmu pengetahuan yang di maksud adalah ilmu
penngetahuan yang di gali dari nilai-nilai agama[4]
Sejak berapa abad yang lalu islam mewarisi
tradisi sejarah dari seluruh warisan peradaban manusia.Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, islam bukanlah
agama yang tertutup. Islam adalah sebuah paradigma terbuka, sebagai mata rantai
peradaban dunia. Islam mengembangkan matematika India, ilmu kedokteran
dari cinalogika yunani dan sebagainya. Al-qur’an sebagai sumber utama ajaran
islam di turunkan bukan dalam ruang hampa, melainkan dalam setting social
actual. Respon
normatifnya merefleksikan kondisi social actual itu, meskipun jelas bahwa
al-qur’an memiliki cita-cita social tertentu. Jika
saat ini kita menghadapi kesenjangan social yang di sebabkan oleh perbedaan
tingkat ekonomi, maka pada masa kelahiran nya, islam telah memberikan perhatian
atas masalah ini. Kesenjangan dalam bidang ekonomi tersebut
menunjukkan bahwa ilmu social yang ada sekarang perlu di tinjau kembali, antara
lain dengan menerapkan ilmu social profetik. Bukti sejarah tersebut
menunjukan dengan jelas bahwa sejak lahir nya, islam telah tampil sebagai
agama yang terbuka, akomodatif, serta berdampingan dengan agama,
kebudayaan dan peradaban lainnya. Dengan mengikuti uraian di atas kiranya
menjadi jelas bahwa islam memiliki perhatian dan kepedulian yang tinggi
terhadap masalah social.[5]
Islam
meliputi aspek kemasyarakatan dan kebudayaaan serta menolak pengertian islam
sebagai agama dalam arti sempit. Jadi islam tidak hanya meliputi hubungan
antara manusia dengan tuhan melainkan juga sesama manusia, dunia dan masyarakat
luas sejauh yang diatur dengan wahyu yang diturunkan Allah SWT. memperdalam
islam berarti mempelajari secara mendalam segala bidang ilmu. Karena ilmu
apapun ada didalam islam. Sehingga kita perlu mengubur mitos yang telah lama
menghantui alam pikiran sebagian masyarakat indonesia yaitu kepercayaan adanya
jurang pemisah antara agama dan ilmu pengetahuan yang telah memundurkan bangsa
indonesia . justru keduanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain bahkan
perlu diintegrasikan.dengan ini perlu didirikan tempat-tempat pendidikan dimana
ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum diajarkan bersama sama. Diharapkan akan
lahir ulama intelegensia baru, yang selain pandai dalam ilmu-ilmu agama juga
memahami ilmu-ilmu pengetahuan umum dan disinilah tmbul ide ulama’ intelek.
Tanpa disadari peran seorang muslim dengan ilmu pengetahuan lain yang kaitannya
dengan ilmu umum dan khususnya agama sangat berarti sekali. Yang akan
memberikan pola pikir para intelek menjadi lebih lunak dan berkembang pesaat. Perlu
diperhatikan pula pemberian tambahan pelajaran agama pada sekolah umum. Dengan
ini bermaksud mengisi kekosongan golongan intelegensia akan beragama, setidak
tidaknya sikap hambar dan negatif terhadap agama dapat dihilangkan.
Kehidupan
yang akan datang harus dimulai dari sekarang dan hal itu hanyalah mungkin
dicapai dengan ilmu. Sehingga islam menganjurkan dan mendorong mencari ilmu
bahwa semua hasil ilmu pengetahuan modern telah ada dalam Al-Qur’an. Untuk
membekali ilmu bagi umat, yang efektif adalah melalui pendidikan, baik formal
maupun non formal serta informal.
Seorang
muslim dalam arti sesungguhnya, bukan hanya mengandung arti menganut agama,
hukum hukum islam dan melaksanakannya dalam perikehidupan sendiri melainkan
lebih dari itu. Didalamna terkandung pula pegertian bahwa ia harus merasa
berkewajiban untuk menyampaikan hukum-hukum islam kepada anak anaknya,
keluarganya bahkan siapa saja.sungguh tepatlah bebrapa ahli mengatakan bahwa
maju mundurnya sesuatu kaum tergantung sebagian besar kepada pendidikaan yang
berlaku dalam lingkungan mereka.tidak ada suatu kaum ataupun bangsa yang dapat
maju sesudah mengadakan dan memperbaiki didikan anak-anak dan pemuda mereka.
Memang demikianlah halnya, dengan pendidikan kita dapat memiliki masa depan
generasi masa yang akan datang. Betapa pentingnya peran pendidikan bagi
perkembangan agama islam atau betapa eratnya hubungan antara usaha-usaha pendidikan
dengan perkembangan islam. Sesungguhnya tujuan pendidikan islam adalah identik
dengan tujuan hidup setiap orang muslim.
Tujuan hidup manusia menurut agama islam untuk menjadi hamba Allah, yang mengandung
implikasi kepercayaan dan penyerahan diri kepadaNya. Allah berfirman “Bahwa
agama yang diakui Allah hanyalah islam”
Jelaslah
bahwa manusia hanya dipernankan memilih satu agama ialah agama islam, yang
berarti penyerahan diri sepenuhnya kepadanya kepada Allah SWT. kepribadian yang
demikian inilah disebut kepribadian muslim yaitu kepribadian yang memiliki
nilai-nilai islam, memiliki dan memutuskan serta berbuat dberdasarkan nilai-niai islam.
Kesinilah arah tujuan terakhir dari pendidikan islam.[6]
Pendidikan
agama islam merupakan komponen yang tidak bisa terpisahkan dari sistem pendidikan
islam yang berfungsi sangat strategis untuk mengintegrasikan nilai-nilai islam
dalam berbagai disiplin ilmu yang dipelajari subjek didik. Selanjutnya tujuan
pendidikan agama islam berintikan juga aspek yaitu iman, ilmu dan amal. Seluruh
rangkaian usaha pendidikan islam yaitu bertujuan untuk membentuk manusia
beriman. Dengan ilmu manusia mampu melihat dirinya dan segala kejadian didunia
ini termasuk perkembangan masyarakatnya dibawah cahaya nur ilahi sehingga tidak
hanyut dalam pegajaran kebendaan dan materialisme yanng berlebihan.
Setiap
muslim wajib mengimani, meyakini kesempurnaan dan kemutlakan kebenaran islam
sebagai suatu sistem hidup satu kebulatan ajaran yang universal. Konsekuensinya
setiap muslim harus mengikuti islam. Oleh karena itu aspek ilmu yang dimaksud sebagai
tujuan pendidikan agama islam ialah memberikan pengertian, pemahaman yang
sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya tentang ajaran islam yang tersimpul dalam agama
islam yang secara garis besar meliputi akidah, syari’ah dan akhlakul islam.
Hanya dengan iman dan ilmu tentanng agama islam belum bermakna kecuali dengan
amal. Oleh karena itu amal merupakan perwujudan dari iman dan ilmunya. Dengan
amalnya seseorang dapat diukur seberapa jauh keberhasilan mendalami agama yang
telah dipercaya.
Ilmu
pengetahuan merupakan faktor essensial dalam pendidikan. perlu diketahui bahwa
hubungan ilmu pengetahuan dengan agama sekarang ini sudah tampak benang merah
yang menjembatani kesenjangan yang selama ini sudah terjadi. Hal ini tumbuh
seirng dengan tumbuhnya kesadaran umat manusia akan keterbatasan ilmu
pengetahuan dalam memecahkan berbagaii masalah umat manusia, terutama yang
behubungan dengan morlitas. Islam mencakup semua aspek kehidupan sehingga
menolak pemisahan antara agama dan aspek-aspek kehidupan lainnya termasuk
pendidikan. untuk meningkatkan kualitas manusia dan mengatasi kesenjangan yanng
telah terjadi antara islam dan ilmu pengetahuan perlu adanya pengintegrasian
nilai-nilai islam dan ilmu pengetahuan. [7]
B.
Persentuhan
Umat Islam Dengan Ilmu Pengetahuan Lain
pembahasan
selanjutnya terkait inti pembahasan dari makalah ini, yaitu persentuhan umat
islam dengan ilmu pengetahuan lain. Melihat dari kata persentuhan yang berarti perihal
(perbuatan) bersentuhan. Bisa dikatakan pula peran serta umat islam dengan ilmu
pengetahuan lain. Yang bertujuan meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan yang
ada. dengan ini dapat kita tengok
kembali di masa pendidikan islam pada periode Rasulullah, yang mana telah
melahirkan murid-murid (para sahabat) yan handal dalam segala bidang ilmu
pengetahuan, misalnya : Umar Bin Khotab ahli hukum dan pemerintahan, Abu
Huraiarah ahli hadits, Salman Al-farisi ahli perbandingan agama: majusi,
yahudi, nasrani, dan islam. Dan Ali Bin Abi Thalib ahli hukum dan tafsir
Al-Qur’an, kemudian murid dari para sahabat dibelakang hari, tabi-tabi’in,
banyak yang ahli dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan sains, teknlogi,
astronomi, filsafat yang mengantar islam ke pintu gerbang zaman keemasan. Pola
pendidikan di masa rasulullah SAW, tidak terlepas dari metode, evaluasi,
materi, kurikulum,pendidikan, peserta didik, lembaga, dasar tujuan, dan
sebagainya yang bertalian dengan pelaksanaan pendidikan islam baik secara
teoritis maupun praktis[8].
Tidak lupa pula kaitannya dengan ilmu pengetahuan yang dicapai oleh umat islam
di masa dinasti umayyah, yang mana bentuk pemerintahannya berbentuk kerajaan,
kekuasaan bersifat feodal. Perkembangan ilmu tidak hanya dalam bidang agama
semata melainkan juga dalam aspek teknologinya.[9]
Selain itu berkembang pula dibidang ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala
ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah, dan riwayat. Kemudian bidang
bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu, sharaf dll, yang
terakhir di bidang fisafat yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari
bangsa asing, seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung dan ilmu yang
brhubungan dengan itu, serta ilmu kedokteran. [10]
pada masa bani umayyah merupakan masa peletakan dasar-dasar dari kemajuan
pendidikan dimunculkan. Intelek muslim berkembang di masa ini. Kajian keilmuan
yang ada di periode ini berpusat di damaskus, kuffah, mekkah, madinah, mesir,
cordova dan beberapa kota lainnya, seperti bashrah dan kuffah(irak), damsyik
dan palestina (syam), fistat (mesir). Diantara ilmu ilmu yang dikembangkannya
yaitu kedokteran, filsafat, astronomi, atau perbintangan, ilmu pasti, sastra,
seni, baik itu seni bangunan, seni rupa maupun seni suara.[11]
Selanjutnya periode abbasiyah, mereka memandang imu pengetahuan dipandang
sebagi sesuatu yang sangat penting, dan sistem pemerintahannya masih sama
dengan periode umayyah.
Dilanjutkan
pula pada Eksistansi perkembangan lmu pengetahuan yang di kembangkan oleh
peradaban spanyol islam disegala bidang, telah menjadikannya sebuah negara
adikuasa di zamannya. Kehadirannya telah banyak mewarnai perkembangan ilmu
pengetahuan dan peradaban manusia. Dengan science for science mereka melakukan
serangkaian upaya pengembangan keilmuan yang telah dikemukakan oleh pemikir
yunani kuno dengan tanpa melapaskan pada frame religius islami. Semanat inilah
yang mereka lakukan dalam melakukan ijtihad keilmuwan. Dari akumulasi dan
hubungan harmonis inilah kemudian melahirkan ilmu pengetahuan islami yang
sangat bermanfaat bagi perkembangan kebudayaan manusia selanjutnya. Disaat
perkembangan keilmuwan mencapai zaman keemasan inilah pada waktu bersamaan
dunia eropa berada dalam keadaan dalam memprihatinkan. Mereka terkekang oleh
dogma gerejani yang absolut yang mengharamkan umatnya untuk mengembangkan daya
nalarnya.
Namun
demikian, perputaran jarum sejarah tidak selamanya menunjukkan arahnya ke dunia
islam. Sedang beberapa waktu kemudian dunia islam mengalami disintegrasi dan
stagnasi roh ilmiah intelektual, terutama setelah serangan Al-Gazali yang
mendeskriditkan para filsuf muslim dalam melakukan ijtihad akliah mereka. Kondisi
inni meadikan umat menjadi antipati terhadap dinamika intelektual filosofis.
Sementara itu banyaklah para filsuf muslim yang harus keluar dari negerinya
yang sudah tak bersahabat lagi dengan ide-idenya ke tempat yang lebih aman,
yaitu benua eropa. Disana ide-ide mereka disambut dengan antusias, apalagi
setelah pelajar eropa bejar di dunia islam sebelumnya. Mereka tahu akan begitu
besarnya manfaat ilmu yang ada di dunia islam. Keadaan inilah yang khirnya
khazanah ilmu pengetahuan harus berpindah dari dunia islam ke dunia non-islam.
Babak inilah yang menandai kemunduran dunia islam dan awal zaman keemasan dunia
eropa. Kemunduran dinamika intelektual muslim disebabkan tidak diaplikasikannya
nilai nilai ijtiihad yang di stimuli Al-Qur’an di tengah tengah kehidupan umat
islam. Untuk itu fenomena ini hendaknya memberikan nuansa sekaligus pemicu agar
umat kembal pada semangat intelektual Qur’anik, jika ingin mengembalikan zaman
keemasan pendidikan islam tempo dulu, guna memberikan zaman keemasan pendidikan
dan membangun kebudayaan dunia islam modern secara adaptik dan komprehensif. [12]
Proses
transformasi intelektual islam ke dunia barat terjadi secara perlahan dan
memakan waktu yang cukup psnjsng. Kendala yang terbesar ialah persoalan
teologis, yaitu doktrin gereja yang cenderung menolak kajian ilmu pengetahuan
dan para ilmuan dianggap kafir, zindik serta keluar dari agama masehi sehingga
mereka disiksa dan dihukum. Sementara itu, dun ia iislam sibuk melakukan
pengkajian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat sehingga
melahirkan peradaban yang brnilai tinggi. Sehinga dunia barat sadar akan
ketertinggalannya dan mereka berusaha keras untuk mendobrak tradisi dan
dogmatik gereja tersebut dengan belajar pada umat islam. Usaha ini pada gilirannya memunculkan gerakan
renaissnce yang disusul dengan gerakan gerakan lainny sehingga mereka berhasil
mengungguli dunia islam khususnya dibidang science dan teknologi. Adapun
kntribusi intelek umat islam atas dunia barat meliputi :
- sumbangan
dari intelek islam diberbagai bidang ilmu pengetahuan ke dunia barat,
diantaranya dibidang :
a.
astronomi, yang
disebut ilmu falak.
b.
Matematika,
yyang disebut aljabar(perhitungan), sedangkan algoritme , berasal dari nama
penemunya yaitu, al-hawarizmi. Yang memiliki nama lengkap muhammad bin musa bin
khawarizmi.
c.
Fisika, ilmuini
masih memiliki hubungan erat dengan astronomi.
d.
Kimia. Meskipun
bangsa yunani telah mengenal sejumlah zat kimia namun mereka tidak tahu apa apa
mengenai substansi unsur-unsur zat kimia, seperti alkohol, asam sulfur, acqua
regia,maupun asam nitrat. Orang arablah yang menemukan itu semua, bersamaan
ditemukannya potasium, asam moniak, nitrat perak, sublimat klorosif, dan
peparasi mercuri.
e.
Ilmu hayat,
f.
Kedokteran .
salah seorang ahli muslim yang terkenal di dunia barat ialah abu ali al hussein
ibn abdallah ibn sina. Yang lebih dikenal dengan sebutan ibnu sina atau
avicenna.
g.
Filsafat, selain
ahli dibidang kedokeran, ibnu sina juga merupakan seorang ahli filsafat.
h.
Sastra,
i.
Geografi dan
sejarah.
j.
Sosiologi dan
ilmu politik,
k.
Arsitektur dan
seni rupa,
l.
Musik, seorang
musicus muslim bernama abul hasan ali ibn nafis atau sering dipanggil ziriyab
telah mendirikan konsrvatorium musik-musik andalusia. Sejak itu teori musik
dikembangkan oleh al-farabi. [13]
Disamping
itu semua, sayangnya pada saat dunia barat mengalami kemajuan yang pesat, dunia
islam justru mengalami kemunduran. Salah satunya disebabkan karena munculnya
krisis moral dikalangan umat islam, terutama para penguasanya yaang pada
akhirnya kekuasaan umat islam secara politis melemah sehingga dengan mudah
dapat dihancurkan oleh pihak musuh.
Untuk
itu, sudah saatnya umat islam pada saat ini agar tidak hanya terbuai dengan
nostalgia historis indah yang pernah dimiliki tempo dulu bahwa dunia islam
dahulunya pernah mencapai kemajuan yang pesat melebihi dunia barat. Terdapat
pada periode dinasti umayyah dan abbasiyah. Tetapi kenyataan historis ini hendaknya
dapat mendorong para ilmuwan muslim khususnya dan umat islam pada umumnya agar
dapat mengkaji ulang sistem pendidikan islam saat ini, baik dari segi
pelaksanaannya maupun dari segi perhatian para penguasa dan masyarakat muslim
itu sendiri. Sehingga pada akhirnya nanti kita dapat mengambil langkah kreatif
yang relefan dalam merespon berbagai tantangan zaman, sebagaimana semangat
ilmiah yang telah diperlihatkan para iluwan muslim pada abad pertengahan. Disnilah persentuhan umat islam dengan ilmu
pengetahuan lain mulai berkembang dan memudar dari beberapa dekade, masa kejayaan pendidikan yang di naungi oleh
Rasulullah menuju zaman keemasan di
periode bani umayyah dan abbasiyah kemudian dilanjutkan kontribusi ilmu
pengetahuan di barat, yaitu daerah spanyol hingga akhirnya mereka melakukan
pemberontakan yang akhirnaya timbul pergerakan renaissance , rasionalisme yang
telah mendobrak kembali ilmu pengetahuan yang telah diraih oleh ilmuwan muslim.
BAB
III
KESIMPULAN
Ilmu
pengetahuan merupakan faktor essensial dalam pendidikan. perlu diketahui bahwa
hubungan ilmu pengetahuan dengan agama sekarang ini sudah tampak benang merah
yang menjembatani kesenjangan yang selama ini sudah terjadi. Hal ini tumbuh
seirng dengan tumbuhnya kesadaran umat manusia akan keterbatasan ilmu
pengetahuan dalam memecahkan berbagaii masalah umat manusia, terutama yang
behubungan dengan morlitas. Islam mencakup semua aspek kehidupan sehingga
menolak pemisahan antara agama dan aspek-aspek kehidupan lainnya termasuk
pendidikan. untuk meningkatkan kualitas manusia dan mengatasi kesenjangan yanng
telah terjadi antara islam dan ilmu pengetahuan perlu adanya pengintegrasian
nilai-nilai islam dan ilmu pengetahuan
Disnilah
persentuhan umat islam dengan ilmu pengetahuan lain mulai berkembang dan
memudar dari beberapa dekade, masa
kejayaan pendidikan yang di naungi oleh Rasulullah menuju zaman keemasan di periode bani umayyah
dan abbasiyah kemudian dilanjutkan kontribusi ilmu pengetahuan di barat, yaitu
daerah spanyol hingga akhirnya mereka melakukan pemberontakan yang akhirnaya
timbul pergerakan renaissance , rasionalisme yang telah mendobrak kembali ilmu
pengetahuan yang telah diraih oleh ilmuwan muslim.
DAFTAR PUSTAKA
satrio, Adi, Kamus
ilmiah populer,(visit7,2005)
isna, Mansur, diskursus
pendidikan islam,(yogyakarta:global pustaka utama,2001)
Nizar, Samsul, sejarah
pendidikan islam,(jakarta: kencana, 2008)
Hubungan agama dengan
ilmu pengetahuan sosial.html diakses pada tanggal 4 april 2012
Peran Ilmu Sosial Profetik Pada Era Globalisasi.html
diakses pada tanggal 04 april 2012
MAKALAH
Persentuan
Umat Islam Dengan Ilmu Pengetahuan Lain
DIAJUKAN
UNTUK
MEMENUHI
TUGAS
MATA KULIAH “Sejarah Pendidikan Islam”
Dosen pengampu :
Prof. Dr.H. Imam Fu’adi,
M.Ag
Disusun
oleh :
MUH.
HABIBULLOH
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) TULUNGAGUNG
APRIL
2012
[1]
Adi satrio, Kamus ilmiah populer,(visit7,2005) h 242
[2]
Mansur isna, diskursus pendidikan islam,(yogyakarta:global pustaka
utama,2001) h 62
[3]
Ibid . . . . h 62-63
[4]
Hubungan agama dengan ilmu pengetahuan sosial.html diakses pada tanggal 4 april
2012
[5]
Peran Ilmu
Sosial Profetik Pada Era Globalisasi.html diakses pada tanggal 04 april 2012
[6]
Mansur isna, diskursus pendidikan islam, . . . . h 65-66
[7]
Mansur isna, diskursus pendidikan islam, . . . . h 67-68
[8]
Samsul nizar, sejarah pendidikan islam,(jakarta: kencana, 2008) h 29-30
[9]
Ibid . . . h 53
[10]
Ibid . . .h 59
[11]
Ibid . . . h 60
[12]
Ibid . . . h 91-92
[13]
Ibid . . . h 147-152